
Bogor, metromedia.id – Kendati ada penolakan dari orang tua murid dan surat edaran (SE) Pj. Gubernur Jawa Barat terkait pelarangan Study Tour, namun SMPN 4 Leuwiliang, Kabupaten Bogor Jawa Barat tetap ngotot akan melaksanakan study tour ke Jogja bagi siswa kelas IX dengan berbagai dalih.
Permintaan pembatalan study tour ke Jogja pun bukan tanpa alasan. Orang tua murid trauma dengan adanya tragedi maut yang nenimpa rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat beberapa waktu yang lalu dengan menelan 11 korban jiwa.
Berdasarkan keterangan yang dikumpulkan metromedia.id dari orang tua murid, pihak sekolah justru mengintimidasi dengan sejumlah ancaman.
“Masa orang tua yang anaknya gak ikut study tour ke Jogja diancam ijazahnya tidak akan diberikan. Kemarin ibu-ibu pada demo minta study tour dibatalkan, dan minta kelulusan di gedung kalau gak di sekolahan,” sebut salah satu orang tua murid kelas IX, demi menjaga kenyamanan narasumber sebut saja inisial (NN), Jumat (17/05/2024).
Menurutnya, para orang tua merasa keberatan dan mengeluh dengan kondisi keuangan yang serba sulit. Namun, pihak guru ngotot study tour tetap dilaksanakan.
“Ibu-ibu keberatan, banyak yang ngeluh susah duit. Yang ada malah gurunya ngotot. Itu mah terserah orang tua bagaimana cara ngebahagiain anak, dengan alasan segala macam,” ungkapnya.
Hal senada juga dikeluhkan oleh orang tua murid soal ancaman dari Guru Panitia Kegiatan Study Tour ke Jogja, Ugan dan Suparti.
“Itu guru kekeuh ngancam segala macam. Gimana kalau untuk yang melanjutkan sekolah, belum lagi kalau punya adik gitu. Tapi pihak sekolah tetap kekeuh harus jadi, ikut gak ikut harus bayar, untuk yang ikut harus bayar Rp 1,5 juta dan yang gak ikut harus bayar Rp 600 ribu, kalau tidak ikut anak kita yang mendapat rangking akan dihapus rangkingnya,” urainya.
Saat dikonfirmasi, Ugan dan Suparti kompak membantah pernyataan orang tua murid adanya ancaman. Menurut kedua guru itu, hanya segelintir orang tua murid yang datang ke sekolah untuk membatalkan study tour. Bahkan ada pula orang tuanya yang mampu tidak ikut study tour, sambil menghadirkan salah satu siswa yang tidak ikut.
“Yang pertama tidak ada unsur paksa, tidak ada intimidasi atau ancaman. Tidak ada yang tidak ikut tetap harus bayar. Kalau dikatakan itu wajib, mungkin peserta mencapai 100%, nah itu bohong boleh tanya ke siswa,” hardik Ugan.
Rupanya pihak SMPN 4 Leuwilang terkesan mencari pembenaran. Dirinya pun tidak mengindahkan saran larangan PJ Bupati Bogor terkait study tour keluar daerah, menindak lanjuti Surat Edaran (SE) Pj Gubernur Jawa Barat No 64/PK.01/KESRA Tahun 2024 tentang Study Tour Pada Satuan Pendidikan.
Ugan berdalih, banyak pihak yang dirugikan dengan ditiadakannya study tour.
“Banyak pihak yang dirugikan dengan ditiadakannya study tour, yang dirugikan pihak perusahan PO Bus. Kalau ditiadakan dapat makan dari mana, belum juga pihak hotel artinya harus ada saling menguntungkan,” ucapnya.
Sebelumnya, metromedia.id mendapat informasi bahwa pada Kamis (16/05/2024) sejumlah orang tua murid mendatangi pihak sekolah SMPN 4 Leuwiliang, meminta agar kegiatan perpisahan study tour ke Jogja dibatalkan dan diganti dengan kegiatan perpisahan dilingkungan sekolah atau sewa gedung.
Reporter: Nur Ali
Chief Editor: H. Gamal Hehaitu