
Entah karena tidak paham makna do’a yang dibaca atau tidak mengerti (qowa’id/ilmu nahwu) tata bahasa bahasa Arab, sebagian orang memakai dhomir mufrod (kata ganti tunggal) saat memimpin do’a. Akhirnya terkesan sedang berdo’a untuk dirinya sendiri.
Dalam Al-Qur’an ataupun hadits, do’a adakalanya menggunakan dhomir mufrod (kata ganti tunggal) dan ada kalanya berdhomir jama’ (kata ganti orang banyak).
Menurut pendapat jumhur (mayoritas) ulama, jika dhomir (kata ganti) nya jama’ meskipun yang berdoa satu orang, maka do’a tersebut tidak boleh dirubah dhomirnya menjadi mufrad.
Contoh doa dari Al-Qur’an yang berdhomir jama’ (kata ganti orang banyak) :
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ”
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Al-Baqarah: 201)
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami istri-istri kami dan keturunan kami menjadi penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqon:74)
Dhomir jama’ (kata ganti orang banyak) pada kedua ayat di atas tidak boleh diganti dengan dhomir mufrod (kata ganti tunggal), seperti merubah رَبَّنَا menjadi رَبِّيْ
Sedangkan do’a yang berdhomir mufrod (kata ganti tunggal) pada saat memimpin jama’ah maka dhomir mufrod (kata ganti tunggal) harus dirubah menjadi dhomir jama’ (kata ganti jama’).
Contoh do’a dari Al-Qur’an yang berdhomir mufrod (kata ganti tunggal) :
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي
“Wahai Robbku, ilhamkanlah padaku untuk bersyukur atas nikmatmu yang telah Engkau karuniakan padaku juga pada orang tuaku. Dan ilhamkanlah padaku untuk melakukan amal sholeh yang Engkau ridhoi dan perbaikilah keturunanku) (QS. Al Ahqof:15)
Kalau seseorang berdo’a memimpin jama’ah maka harus diganti dhomir mufrod (kata ganti tunggal menjadi dhomir jama’ (kata ganti orang banyak), sehingga ayat diatas menjadi :
رَبّنا أَوْزِعْنِا أَنْ نشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيّنا وَعَلَى وَالِدَيّنا وَأَنْ نعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِنا فِي ذُرِّيَّتِنا….
Demikian juga do’a yang ma’tsur (bersumber) dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam kalau berbentuk mufrad maka harus dirubah menjadi jama’ bila seseorang memimpin jamaah. contohnya doa qunut:
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Dirubah dhomirnya menjadi:
اَلَّلهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ,وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنّا فِيْمَنْ تَوَلَّيَتَ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَاِنَّكَ تَقْضِى وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِنَّهُ لَايَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَايَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ اْلحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، نَسْتَغْفِرُكَ وَنَتُوْبُ اِلَيْكَ. (رواه النسائ ١٧٢٥،وأبو داود ١٢١٤،والترميذى ٤٢٦،وأحمد ١٦٢٥،والدارمي ١٥٤٥بسند الصحيح)
“Ya Allah, berikanlah kami petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, Berilah kami perlindungan seperti orang-orang yang telah Engkau beri perlindungan. Berilah kami pertolongan sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri pertolongan. Berilah berkah pada segala yang telah Engkau berikan kepada kami. Jauhkanlah kami dari segala kejahatan yang telah Engkau pastikan. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha menentukan dan Engkau tidak dapat ditentukan. Tidak akan hina orang yang Engkau lindungi. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Engkau Maha Suci dan Maha luhur. Segala puji bagi-Mu dan atas segala yang Engkau pastikan. Kami memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. An-Nasa’I :1725, Abu Dawud :1214, Al-Tirmidzi :426, Ahamad :1625 dan Al-Darimi :1545 dengan Sanad yang Shahih).
Bacaan Sayyidul Istighfar Saat Sendirian dan Bersama Jama’ah
1. Bacaan Sayyidul Istighfar Saat Sendirian
Ketika berdo’a memohon ampunan saat sendirian, maka bacalah lafadz (bacaan) sayyidul istighfar dengan memakai kata ganti aku dan semua kata bendanya dalam bentuk tunggal.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu dan aku di atas ikatan janji –Mu. Dan Aku berjanji kepada-Mu dengan semampuku. Aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat. Aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang boleh mengampuni segala dosa kecuali Engkau.” (HR. Bukhari).
2. Bacaan Sayyidul Istighfar Saat Bersama Jama’ah
Ketika memimpin do’a memohon ampunan bersama jama’ah, maka bacalah lafadz (bacaan) sayyidul istighfar dengan memakai kata ganti kami dan semua kata bendanya berubah dalam bentuk jama’ kecuali kata Allah dan Robb dan kata ganti yang kembali kepada Allah Subhanahu wata’aalaa.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبُّنَا ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنَا وَنَحْنُ عِبَادُكَ ، وَنَحْنُ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْنَا ، نَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْنَا، نَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيْنَا ، وَنَبُوْءُ بِذُنُوبِنَا فَاغْفِرْ لِنا ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
Artinya: “Ya Allâh, Engkau adalah Rabb kami, tidak ada tuhan selain Engkau Engkau yang menciptakan kami dan kami adalah hamba2Mu. Kami menepati perjanjian untuk taat kepada-Mu dan janji balasan-Mu sesuai dengan kemampuan kami. Kami berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatan kami, kami mengakui nikmat-Mu kepada kami dan kami mengakui dosa-dosa kami kepada-Mu, maka ampunilah kami. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau.”
Berikut ini dalil bahwa dhomir dalam do’a bisa dirubah.
عَنْ ثَوْبَانَ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:«لَا يَؤُمُّ عَبْدٌ فَيَخُصَّ نَفْسَهُ بِدَعْوَةٍ دُونَهُمْ، فَإِنْ فَعَلَ فَقَدْ خَانَهُمْ» [رواه الترمذي وحسنه: 357].
Dari Stauban RA berkata : Rasululloh SAW bersabda : “Tidak boleh seorang hamba mengimami doa lalu mengkhususkan dirinya tanpa menyertakan para makmum. Maka kalau dia melakukan itu berarti dia mengkhianati mereka” (H.R. Turmudzi, beliau menilai hadits ini Hasan).
Begitu pula apabila ada dhomir ghaib (kata ganti orang ketiga). Apabila yang kita do’akan adalah laki-laki seorang maka harus dirubah menjadi dhomirnya muzakkar mufrad (kata ganti orang ketiga laki-laki tunggal) yaitu هُ (hu). Dan apabila yang kita do’akan wanita seorang, maka harus dirubah menjadi dhomir ghaibah muannast mufrodah (kata ganti orang ketiga wanita tunggal) yaitu هَا (haa).
Contoh :
Do’a untuk mayyit seorang laki-laki memakai dhomir muzakkar mufrad ((kata ganti orang ketiga laki-laki tunggal) yaitu هُ (hu).
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ ، وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ ، وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّار
Artinya: “Wahai Allah, ampunilah dia, kasianilah dia, sejahterakanlah dia dan ampunilah segala dosa dan kesalahannya, hormatilah/mulyakanlah kedatangannya, luaskanlah tempat tinggalnya dan bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih bersih dari segala kotoran, gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari yang terdahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik dari pada ahli keluarga yang terdahulu dan peliharalah (hindarkanlah) ia dari siksa kubur dan azab neraka.”
Do’a untuk mayyit seorang wanita memakai
dhomir ghaibah muannast mufrodah (kata ganti orang ketiga wanita tunggal) yaitu هَا (haa).
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا وَاكْرِمْ نُزُلَهَا وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَا وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَاَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا وَاهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهَا وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وَقِّهَا فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَالنَّار
Artinya: &”Ya Allah, Ampunilah dia, maafkanlah dia dan tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya di dunia, berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya di dunia, istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari fitnah kubur (siksa kubur) dan Neraka.”_
Do’a untuk Mayit Laki-laki dan wanita yang Berjumlah Banyak
Menurut jumhur (mayoritas) ulama, dhomir هُمْ (kata ganti orang ketiga banyak) mencakup laki-laki dan wanita.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ وَاكْرِمْ نُزُلَهُمْ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُمْ وَاغْسِلْهُمْ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِمْ مِنَ الْخَطَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَاَبْدِلْهُمْ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِمْ وَاهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِمْ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِمْ وَقِّهِمْ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ
Artinya: “Ya Allah, Ampunilah dia, maafkanlah mereka dan tempat-kanlah mereka di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburan mereka, mandikan mereka dengan air salju dan air es. Bersihkan mereka dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya mereka di dunia, berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarga mereka di dunia, istri (atau suami) yang lebih baik daripada istri (atau suami mereka), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari fitnah kubur (siksa kubur) dan Neraka.”
Wallahu a’lam bisshowab