
JAKARTA METROMEDIA.ID –
Gonjang- ganjing menghantui pikiran ratusan warga Rumah Susun (Rusun) Dinas Kebersihan DKI yang berlokasi di Semper Barat ,Cilincing Jakarta Utara. Pasalnya, kini mereka menghadapi dilema dengan ancaman pengusiran mendadak oleh pengelola tanpa kejelasan harus pindah kemana?. Mereka hanya diberi tenggat waktu hingga 28 Februari 2025.
Seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa warga sebenarnya tidak menolak relokasi.
Namun, mereka meminta kepastian terkait biaya yang terjangkau serta lokasi pengganti yang layak.
“Kami siap pindah, tapi tolong beri kami solusi yang jelas! Jangan tiba-tiba harus angkat kaki tanpa tahu mau ke mana,” tegasnya, Sabtu (22/2/2025).
Ratusan keluarga yang menempati rusun dan menggantungkan hidupnya di sana, terdiri dari 8 RT dalam 4 blok. Dari penghuni, mayoritas memiliki anak-anak yang masih sekolah, yang kini terancam kehilangan akses pendidikan imbas pemindahan dadakan.
Lebih dari sekadar tempat tinggal, kepindahan ini berdampak juga pada status kependudukan mereka. Warga meminta agar tetap tercatat sebagai bagian dari Kelurahan Semper Barat, serta agar mereka dipindahkan ke satu lokasi yang sama, bukan tercerai-berai ke berbagai tempat.
“Kami ini korban, bukan pelaku! Jangan malah menyusahkan kami dengan pemindahan tanpa kepastian. Harusnya pemerintah sudah menyiapkan lokasi sebelum mengusir kami,” ungkap seorang warga RW 03 dengan nada geram.
Situasi semakin tidak kondusif lantaran ada selebaran yang menyatakan bahwa warga harus angkat kaki pada 28 Februari. Namun, hingga kini mereka belum mendapat kejelasan mengenai tempat tinggal baru mereka.
“Kalau memang harus pindah, kasih waktu! Jangan tiba-tiba usir begitu saja. Bayangkan nasib ratusan anak yang sekolahnya bisa terganggu. Ini bukan hanya soal rumah, tapi juga masa depan mereka,” tandas warga, seraya berharap kepada Gubernur yang baru, Pramono Anung- Rano Karno, bisa memberikan solusi yang manusiawi bukan sekadar menggusur tanpa kepastian. Jika tidak, situasi ini bisa memicu gejolak sosial yang lebih besar di kemudian hari.
Reporter: Alya/ Roy
Editor: Gamal Hehaitu