
JAKARTA, METROMEDIA.ID – Kemacetan masih menjadi tantangan besar dan momok di Jakarta. Meskipun sudah ada berbagai terobosan untuk menguranginya, kepadatan kendaraan di beberapa titik tetap tak terhindarkan. Termasuk di Jalan Baru, Cakung Jakarta Timur, tepatnya dibawah jembatan layang Tol Cacing, yang kondisinya bikin mumet kepala lantaran lampu pengatur lalu lintas tak berfungsi.
Untuk mengatasi hal ini, Polda Metro Jaya membentuk Tim Pemecah Kemacetan yang terdiri dari Direktorat Lalu Lintas, Direktorat Samapta Bhayangkara, dan Brimob Polri.
Setiap hari tak kenal yang namanya kesemerawutan Lalulintas di titik jalan baru setempat, syukurnya ada sekelompok orang yang mengatasnamakan Supeltas, Sukarelawan pengatur lalu lintas yang rela membantu mengurai kemacetan dan kesemerawutan Lalulintas.
Menurut pengguna jalan yang setiap hari melintas di kawasan itu membatin. “Sudah beberapa hari ini tidak melihat tim Supeltas, sehingga wajar kesenerawuran dan kemacetan lalulintas kembali terjadi.
Berdasarkan data yang dihimpun metromedia.id, Tim Supeltas yang terdiri dari 13 anggota, sejak tahun 1998 sudah ikut berjibaku mengurai kemacetan tanpa memperdulikan kesehatannya dan keselamatan nyawanya.
“Keberadaan Supeltas tak luput dari ancaman ISPA (Inspeksi Pernapasan Atas) dan ancaman jiwa. Namun, tidak sedikit keberadaan mereka hanya dinilai dengan uang RECEH dan dianggap premanisme.
Nurwidi salah seorang ASN di KUA Kecamatan Cakung mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih dengan adanya tim Supeltas yang rela berjibaku mengurai kemacetan.
“Kalau tidak ada teman2 dari Supeltas, kita pengguna jalan dikawasan itu selalu terjebak kemacetan dan stress,” ungkapnya.
Senada dengan Nur widi, Saptaji, sopir truk Angkutan sampah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta merasa terbantu dengan adanya tim Supeltas, menurutnya, resiko perjalanan dari Cakung ke Bantar Gebang bisa ditempuh berjam-jam kini bisa istirahat yang agak lama.
“Beberapa hari ini selama libur sejak Kamis, memang perjalanan agak longgar. Tapi nanti setelah jam kerja aktif kembali kesemerawutan bakal terjadi lagi.
Pemantauan metromedia.id dan AWP2J, Tim Supeltas sejak pukul 7.00 WIB, Sudah standby di lokasi dan berakhir hingga jam 22.00 WIB.
“Mereka itu hanya berharap kepedulian pengguna jalan. dan tidak ada upaya memeras pengendara, atau pungli. Tugas mereka hanya membantu mengurai kemacetan Lalulintas.
BUKAN PREMANISME
Seputar premanisme yang sedang menjadi pembicaraan hangat di Pemprov Jakarta adalah yang menguasai lahan parkir liar, sehingga tumbuh Juru Parkir Liar yang memaksa meminta pengendara mengeluarkan uang parkir yang tidak semestinya.
“Jadi jangan disalah artikan, dan pengatur lalu lintas malah dikambinghitamkan sebagai premanisme. Itu tidak masuk akal,” tegas Ketua Umum Aliansi Wartawan Pemantau Polisi dan Jaksa, (AWP2J), H. Ganal Hehaitu, MA, Sabtu (31/5/2025).
H. Gamal Hehaitu berharap, jangan orang menilai keberadaan mereka dengan sejumlah uang preceh. Tapi tengoklah peran mereka berjibaku dalam mengatur lalulintas.
“Pengendara memberi uang kepada Tim Supeltas kesadaran pribadi yang sudah menjadi kearifan lokal sebagai ungkapan terima kasih,” tandas H. Gamal, seraya menyatakan, kalo mau jujur petugas Polantas dan Dishub Kecamatan Cakung terbantu dengan keberadaan Supeltas.
Berdasarkan pemantauan metromedia.id dan AWP2J, pada jam- sibuk, anggota polantas dan Dishub Cakung tidak terlihat batang hidungnya.
Bahkan sejumlah pengendara menyebut, keberadaan polantas Cakung nongol saat mau menilang. Nah belakangan ini lantaran Tilang Manual ditiadakan, Polantas Cakung diduga tidak bersemangat lagi.
Pengendara, khusunya warga Cakung yang setiap hari melintas dikawasan itu masih membutuhkan keberadaan Tim Supeltas. Jika keberadaan mereka dihilangkan dengan Alasan yang dicari – cari ya Polantas dan Dishub setempat harus standby terus menerus.
Repieter: Daus Botak/ Roy
Editor: H Gamal Hehaitu