
JAKARTA, METROMEDIA.ID –
Sejarah panjang keberadaan Sukarelawan Pengatur Lalulintas (Supeltas) di Jalan Baru, Cakung Jakarta Timur dalam membantu mengatur lalulintas yang kerap menumpuk di kawasan Jalan Baru, tepatnya dibawah jembatan Ply Over Tol Cacing kini diduga terusik.
Keberadaan Supeltas itu terkoordinir sejak tahun 1998. Para anggota berinisiatif merekrut mereka, bertujuan ada pekerjaan yang menghasilkan uang, walau dapat imbalan RECEH dari pengguna jalan. Keberadaan Supeltas dan anggota polantas setempat hingga dipenghujung 2024 terlihat solid. Keduanya bersinergi untuk mengatur lalulintas.
Pantauan.metromedia.id dari tahun ke tahun kondisinya baik- baik.saja. Namun belakangan ini tanpa alasan pasti Kanit Lantas Polsek Cakung AKP Dwi Hari Setianto, membubarkan keberadaan Supeltas.
DEMI PERUT MELAWAN
Sudah sepekan ini Supeltas tidak diberi kesempatan untuk membantu mengatur lalulintas dikawasan rawan Kemacetan itu, pastinya dalam sepekan itu Supeltas tidak bisa mensfkahi anak istrinya.
“Mana biaya sekolah, mana bayar kontrakan mana buat makan, jajan anak mana beli susu anak,” ungkap anggota Supeltas miris, selama menjalankan tugasnya membantu mengatur lalulintas di kawasan itu, mereka tidak pernah mengeluh dalam menafkahi keluarganya dari pendapatannya yang dikumpulkan 2000- 3000 Tas belas kasihan pengendara.
Polemik antara Supeltas dan Kanit Lantas Polsek Cakung harus segera diakhiri dengan komitmen bersama.
Demikian ditegaskan Ketua Umum Aliansi Wartawan Pemantau Polisi dan Jaksa (AWP2J), H. Gamal Hehaitu, MA, Selasa (3/6/2025).
“Saya khawatir kondisi ini akan menimbulkan gesekan. Yang satu (Supeltas- red) mempertahankan perut, yang satu (Kanit Lantas) mempertahankan posisinya,” ujar H. Gamal Hehaitu, Pemimpin Redaksi Metromedia.id.
H. Gamal Hehaitu meminta Kapolda Metro Jaya segera turun untuk menyelesaikan polemik ini agar tidak berkepanjangan.
Sementara pengguna jalan yang sering melintas di kawasan itu juga bersuara. Menurut mereka, keberadaan Supeltas harus tetap dipertahankan.
“Mereka hanya mengatur lalulintas saat kondisi macet, karena kendaraan dari berbagai arah menumpuk. Dari pada Supeltas dibubarkan, mending Kanit Lantasnya yang diganti,” ujar Warga Kayutinggi yang enggan namanya dipublikasikan, Rabu (4/6/2025).
Selama.ini, saat melintas di kawasan itu, kerja polantas disitu dinilai tidak maksimal. Beranjak pukul 10.00 WIB sudah bubar. Sementara Supeltas bertugas tanpa melihat waktu, dan tanpa memperdulikan kesehatan dan nyawanya yang suatu waktu bisa terancam.
“Yang saya tahu, Anggota Supeltas sudah siaga sejak pukul 07.00 WIB, dan ketika pulang kerja sekitar jam.21.30 WIB, saya melihat Anggota Supeltas masih bertengger di lokasi untuk mengatur lalu lintas,” sergahnya.
Lantaran demi perut, Supeltas akan nekat melakukan aksinya dalam mengatur lalulintas.
“Demi perut,Kami akan terus ke lapangan untuk membantu mengatur lalulintas. Kendati diusir oleh kanit Lantas,” tutupnya.
Reporter: Daus/Roy
Editor: H. Gamal Hehaitu