
KOTA DEPOK, METROMEDIA.ID — Sesuai dengan filosofinya menggaungkan darah sejuta harapan, bahkan tak hanya membantu sesama juga bermanfaat untuk pendonornya. Seperti yang dilakukan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), berkolaborasi dengan Komunitas Perhimpunan Orangtua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) Depok, menyelenggarakan Donor Darah dan Talkshow Bicara Sehat dengan tema “Give Blood, Give Hope: Together We Save Lives”, berlangsung, Kamis (26/6/2025), di Auditorium, Gedung Administrasi Lantai 4 RSUI, Depok, Jawa Barat.
Talkshow ini juga menghadirkan dua narasumber utama, yaitu dr. Tammy Nurhardini, Sp.PK, selaku Dokter Spesialis Patologi Klinik RSUI yang juga bertanggung jawab atas Bank Darah RSUI, serta Nurdin Mulyana, perwakilan dari Komunitas POPTI Depok dan juga seorang penderita talasemia mayor.
Sementara itu, dr. Tammy Nurhardini, Sp.PK, menyampaikan bahwa donor darah tidak hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi juga berdampak positif terhadap kesehatan pendonor.
“Donor darah secara rutin dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, menjaga kadar zat besi dalam tubuh, dan merangsang regenerasi sel darah merah, yang umumnya memiliki usia hidup sekitar 120 hari,” ujar Tammy.
Disebutkannya, bahwa ditengah masyarakat seringkali mempercayai bahwasanya donor darah dapat menularkan penyakit. “Jadi, dengan pernyataan tersebut tidaklah benar, sebaliknya donor darah justru menjadi kesempatan untuk memantau kesehatan karena pendonor akan melewati pemeriksaan awal, termasuk pemeriksaan golongan darah, tekanan darah, kadar hemoglobin (Hb), serta skrining infeksi,” ucap Tammy.
Ditambahkannya, bahwa proses donor darah dilakukan secara aman, tertutup, dan steril sesuai standar mutu. “Jadi, dari satu kantong darah akan melalui proses pemisahan menjadi beberapa komponen, yakni PRC (Packed Red Cells) untuk menangani anemia berat, plasma yang mengandung protein penting untuk pembekuan darah dan sistem kekebalan tubuh, serta trombosit yang diperlukan untuk menghentikan pendarahan pada kondisi seperti demam berdarah,” papar Tammy.
Ditempat yang sama Nurdin Mulyana dari Komunitas POPTI Depok, membagikan pengalaman pribadi sebagai penderita talasemia mayor. Talasemia mayor adalah kelainan genetik darah yang menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi hemoglobin secara normal. “Penderita kondisi ini harus menerima transfusi darah secara rutin seumur hidup untuk mempertahankan fungsi vital tubuh,” tukas Nurdin.
Ia menceritakan, bahwa dirinya telah menjalani transfusi darah sejak usia 3 tahun dan didiagnosis menderita talasemia mayor pada usia 8 tahun. Hingga kini, ia melakukan transfusi empat kali setiap bulan, dengan frekuensi yang disesuaikan dengan kadar Hb dalam tubuh.
“Kami, para penerima darah, sangat bersyukur. Harapannya, semakin banyak masyarakat yang sadar bahwa donor darah bukan hanya menyelamatkan hidup, tetapi juga menjaga kesehatan pendonor,” beber Nurdin.
Nurdin menambahkan, bahwa aksi donor darah merupakan sebuah bentuk kepedulian kita kepada sesama, terutama bagi pasien dengan kondisi kronis seperti penderita talasemia. Menurut data POPTI tahun 2023, terdapat setidaknya 13.106 penderita talasemia mayor, di Indonesia yang memerlukan transfusi darah rutin seumur hidup untuk mempertahankan kualitas hidup.
“Maka, pihaknya sangat berterima kasih kepada Palang Merah Indonesia (PMI), donor darah juga memberikan manfaat kesehatan bagi pendonor, seperti mendeteksi dini penyakit melalui skrining kesehatan dan merangsang pembentukan sel darah merah baru,” pungkasnya.
Diketahui kegiatan donor darah RSUI terbuka untuk umum ini dilaksanakan pada pukul 09.00–11.30 WIB. Di tengah kegiatan berlangsung, digelar pula sesi Talkshow Bicara Sehat Awam dengan tema “Donor Darah: Kecil bagi Kita, Besar Manfaatnya bagi Sesama”.
Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan, edukasi kesehatan, serta program layanan lainnya dapat diakses melalui laman resmi RSUI di https://rs.ui.ac.id serta melalui media sosial resmi RSUI. Nantikan kegiatan Bicara Sehat berikutnya sebagai ruang sinergi antara pengetahuan dan kepedulian sosial bagi seluruh lapisan masyarakat.
Reporter: Mul
Chief Editor: Gamal Hehaitu