
JAKARTA, METROMEDIA.ID – Menteri Agama Nasaruddin Umar resmi membuka Masa Ta’arruf Siswa Madrasah (MATSAMA) 2025 di MAN 4 Jakarta, Senin, dan optimistis bahwa madrasah akan mencetak pemimpin bangsa untuk masa depan.
Dalam arahannya, Menag mengungkapkan, madrasah memiliki peran strategis dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan akhlak yang kuat.
“Madrasah mencetak anak-anak yang salih dan cerdas. Bukan hanya untuk dunia, tapi juga untuk akhirat. Dari madrasah akan lahir pemimpin-pemimpin masa depan bangsa,” tegas Menag di hadapan siswa baru madrasah dari tingkat RA hingga MA.
Imam Besar Masjid Istilah itu menguraikan tentang Syekh Abdul Qadir Jailani, seorang ulama besar yang sejak kecil dididik untuk jujur dalam segala situasi.
Kisah itu menjadi simbol pentingnya akhlak dan integritas sejak dini, yang menurut Menag hanya bisa tumbuh jika anak-anak mendapat pendidikan agama secara mendalam seperti yang diajarkan di madrasah.
“Jadilah anak yang jujur. Nasihat paling sederhana dari seorang ibu bisa menyelamatkan dunia. Anak-anak madrasah hari ini adalah pejuang kejujuran masa depan,” tandas Menag, seraya menuturkan pengalaman pribadinya bahwa tiga anaknya adalah alumni MAN 4 Jakarta, dan seluruhnya berhasil menempuh pendidikan tinggi hingga menjadi dokter dan melanjutkan studi di dalam dan luar negeri.
“Ini bukti bahwa madrasah adalah tempat terbaik untuk menyiapkan masa depan. Jangan ragu menjadi bagian dari madrasah. Anak-anak hebat akan lahir dari sini,” ujar Menag.
Tak hanya siswa, guru-guru juga menjadi perhatian utama. Menag menegaskan bahwa guru madrasah adalah “mursyid” atau pembimbing spiritual, bukan sekadar pengajar.
Maka dari itu, ia mendorong semua madrasah untuk mengembangkan program upgrading guru, baik dalam metodologi maupun penguatan ruhiyah (spiritualitas).
“Guru itu seperti gergaji. Jika tak diasah, ia akan tumpul. Maka guru harus terus belajar, terus diasah, baik intelektual maupun batinnya,” Ucapnya.
Acara pembukaan yang dihadiri Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Dr. H. adib, M. Ag, Kepala Bagian Tata Usaha, Drs. H. Nur Pawaiduddin, Para Kepala Kantor, Utamanya Kepala Bidang Penmad, Hj. Viola Cempaka, para Kepala Seksi Penmad ini ditutup dengan pembacaan Surah Al-Fatihah sebagai simbol dimulainya proses pembelajaran madrasah tahun ajaran 2025/2026.
“Pendidikan di madrasah bukan hanya diawali dengan belajar, tapi dengan penyucian jiwa. Tazkiyah dulu, baru ta’lim,” tutup Menag.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen)Pendidikan Islam Amien Suyitno menyampaikan tema MATSAMA tahun ini adalah Cinta Madrasah, Cinta Indonesia. Tema tersebut menjadi panggilan moral untuk menjadikan madrasah sebagai ruang tumbuhnya cinta ilmu, cinta Tanah Air, dan cinta kepada Tuhan.
Madrasah bukan sekadar tempat belajar, tetapi ruang pembinaan akhlak, spiritualitas, dan nasionalisme. Di madrasah, anak-anak tidak hanya belajar menjadi pintar, tapi juga menjadi arif,” tandasnya.
Suyitno menyatakan bahwa madrasah harus mengembangkan iklim pembelajaran yang membangkitkan semangat batin siswa.
“Madrasah mencetak siswa yang bukan hanya tahu, tetapi juga menghayati. Maka pendidikan spiritual seperti Shalat Dhuha, tadarus pagi, harus menjadi budaya harian madrasah,” Pungkasnya.
Reporter: Fras/Daus
editor: H. Gamal Hehaitu