
INHU, METROMEDIA.ID –
Kepolisian Resor (Polres) Indragiri Hulu (Inhu) kembali mengukir prestasi dalam pengungkapan kasus kejahatan lingkungan hidup.
Melalui pengembangan perkara kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Alim, Kecamatan Batang Cenaku, Polres Inhu meringkus tiga orang tersangka, termasuk Kepala Desa Alim, EP.
Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar, SIk, MSi melalui Kasi Humas Aiptu Misran SH menyatakan, penangkapan ini merupakan tindak lanjut dari penyelidikan terhadap titik hotspot yang terpantau melalui Dashboard Lancang Kuning pada Rabu (2/7/2025) lalu.
“Saat dilakukan pengecekan oleh Bhabinkamtibmas Desa Alim bersama tim Satreskrim Polres Inhu, ditemukan lahan terbakar di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 4 Hektare dengan api masih menyala,” ungkapnya Senin (21/7/2025).
Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa lahan tersebut dikelola oleh seseorang bernama VP yang saat ini masih dalam pencarian. Namun dari jejak administratif, lahan tersebut sebelumnya dilego oleh RMS dan dilegalisasi oleh Kepala Desa Alim melalui dua surat SKGR.
“Polres Inhu segera bergerak cepat. Pada Ahad (20/7/ 2025) malam, tiga orang langsung dibekuk yaitu RMS (penjual lahan), SBJ (juru ukur sekaligus Ketua RT 014) dan EP (Kepala Desa Alim),” ujarnya.
Menurut Jadi Humas, mereka resmi ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan hasil gelar perkara. Dalam proses hukum, para tersangka dijerat dengan Pasal 36 dan 37 UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang penetapan Perppu Nomor 2 Tahun 2022 menjadi Undang-Undang, ditambah Pasal 55 dan 56 KUHPidana.
“Mereka diduga kuat menduduki kawasan hutan secara tidak sah serta melakukan kegiatan perkebunan sawit tanpa izin dari pemerintah pusat,” imbuhnya.
Khusus untuk Kepala Desa Alim, papar Misran, ia diketahui meraup keuntungan sebesar Rp500.000 dari tiap surat SKGR yang diterbitkannya untuk lahan di kawasan hutan tersebut.
“Ini bukti kuat penyalahgunaan wewenang oleh pejabat desa,” sergahnya.
Barang bukti yang diamankan dalam kasus ini meliputi alat perkebunan seperti parang dan cangkul, dua bibit sawit, dua lembar SKGR atas nama Ronal Masdar Sianipar, serta satu lembar kwitansi jual beli lahan yang ditandatangani VP.
“Sementara itu, tersangka lainnya, yakni RP juga telah ditahan. Ia diduga sebagai pelaku utama pembukaan lahan dengan cara dibakar. Tindakan ini jelas melanggar hukum dan berkontribusi terhadap terjadinya Karhutla di wilayah tersebut,” tegasnya.
Saat ini, proses penyidikan terus berlanjut. Tim penyidik telah melakukan sejumlah tindakan, termasuk memeriksa saksi-saksi, berkoordinasi dengan ahli lingkungan hidup dan pidana, serta melengkapi berkas perkara untuk segera dilimpahkan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU).
“Polres Inhu berkomitmen penuh dalam penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan lingkungan, termasuk oknum pejabat desa. Kami berharap masyarakat dapat lebih waspada terhadap praktik jual beli lahan ilegal di kawasan hutan,”urai Misran, seraya mengingatkan, kasus ini menjadi peringatan keras bahwa siapa pun yang terlibat dalam praktik perambahan hutan, baik sebagai pelaku lapangan maupun penyedia legalitas administratif, akan berhadapan dengan hukum.
“Penegakan hukum ini juga diharapkan mengambil langkah preventif untuk menekan potensi Karhutla di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu, khususnya pada musim kemarau seperti saat ini,” tukasnya.
Reporter: Roman syah (Kepala Biro Riau)
Editor: H. Gamal Hehaitu