
TEBING TINGGI, METROMEDIA.ID –
Perlintasan Rel Kereta Api tanpa palang pintu menjadi perbincangan hangat di masyarakat setempat, dan pengguna jalan.
Fenomenal itu berada di wilayah kelurahan Bagelen kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, tepat nya di Sektor Lima.
Menurut pemantauan dan dan info yang digalang metromedia Tebing Tinggi sumartra utara, perlintasan itu kerap merenggut jiwa.
Salah satu warga Sektor Lima, Suliadi saat dikonfirmasi oleh wakil kepala Biro metromedia, Suryaman Lubis menguraikan, Gegara tidak tersedianya palang pintu, perlintasan itu sudah sering memakan korban.
“Ada pengendara mobil dan ada juga pengendara sepeda motor. Bukan sekali ada beberapa kali. Makanya warga setempat berharap kepada KAI, agar perlintasan Kereta Api yang tergolong rawan kecelakaan itu segera dipasangi palang pintu agar tidak terjadi musibah seperti serupa,” tegas Suliadi, seraya menuturkan, memang semua itu musibah tapi sangat rawan untuk dilintasi pengendara.
Menurutnya, kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan saat akan melintasi Perlintasan Kereta Api yang tidak memiliki palang Pintu.
“Ingin melewati jalan tesebut harus waspada dan liat kanan kiri,” pesannya.
Suliadi menyatakan, masih ada masyarakat yang bersedia menjadi relawan untuk menjaga dan memberi tahu kalau keretapi masuk. Sayangnya, niat baik warga disarankan hanya tanpa pos atau pun untuk mereka duduk tampa ruangan dan hanya disediakan payung dan honorarium.
Suliadi memaparkan, Relawan itu disambut baik, bahkan setiap orang melintasi rel tesebut rela merogoh koceknya dengan ikhlas tanpa ada paksaan.
“Saya dan warga sektor lima kelurahan Bagelen kecamatan padang hilir, memohon kepada pihak KAI agar dapat memfasilitasi tempat penjagaan tersebut.
Alhamdulillah, ucap Suliadi, semenjak ada masyarakat perduli (Relawan), Perlintasan Kereta yang kerap memakan korban jiwa kini terpantau aman. “Sayangnya, pejabat pemerintah seperti lurah atau pun pihak kecamatan tidak pernah menijau terkesan tutup mata,” tukasnya
Reporter: S. Lubis/ Wahab
Editor: H. Gamal Hehaitu