
JAKARTA, METROMEDIA.ID– PT MRT Jakarta (Perseroda) menyiapkan pembangunan jalur Mass Rapid Transit (MRT) Timur–Barat (East-West Line) yang akan membentang dari Medan Satria, Bekasi hingga Tomang, Jakarta Barat.
Proyek strategis ini diprediksi membutuhkan alokasi dana sebesar Rp50 triliun.
Jalur sepanjang 24,5 kilometer ini rencananya akan dilengkapi 21 stasiun, terdiri dari stasiun layang (elevated) dan bawah tanah (underground), serta satu depo yang berlokasi di kawasan Rorotan, Jakarta Timur..
“Kami baru saja menandatangani kontrak dengan konsultan untuk tender assistance. Insya Allah pada kuartal IV, sekitar Oktober atau November 2025, tender internasional akan diumumkan,” ungkap Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Weni Maulina, dalam Forum Jurnalis MRT Jakarta, Kamis (10/7/2025).
Menurut Weni, tender tersebut akan mengikuti pedoman dari Japan International Cooperation Agency (JICA), mengingat pendanaan proyek berasal dari Jepang. Nantinya, perusahaan Jepang akan menjadi pemimpin konsorsium, dengan peluang kerja sama terbuka bagi perusahaan Indonesia melalui skema joint operation (KSO).
“Target pelaksanaan tender sekitar satu tahun. Jika sesuai rencana, groundbreaking pembangunan fisik bisa dilakukan mulai 2026,” tuturnya.
Meski proses tender belumb berjalan, sejumlah tahapan awalb sudah dimulai, termasuk pembebasan lahan dan relokasi utilitas. Hal ini dilakukan secara paralel oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggenjot kesiapan konstruksi.
“Pekerjaan pendahuluan tetap berjalan. Misalnya pembebasan lahan dilakukan terpisahj oleh Pemprov, meskipun kontraktor utama belum ditentukan,” tegasnya.
Adapun titik awal pembangunan fisik kemungkinan besar akan dimulai dari area sekitar Thamrin–Kwitang, sebagai bagian dari segmen strategis di pusat kota.
Reporter: Daus/ Silvia
Editor: H. Gamal Hehaitu