Jakarta, metromedia.id – Kurikulum Merdeka, besutan Nadiem Makarim bakal diganti dengan Kurikulum Deep Learning seiring usulan Menteri Pendidikan yang baru. Kurikulum Deep Learning adalah sistem pembelajaran yang didesain untuk menguatkan pemahaman siswa melalui pendekatan lebih dalam.
Tujuan deep learning itu sendiri adalah mengakomodir pengalaman belajar lebih bermakna sekaligus menyenangkan bagi siswa. Hal demikian didukung oleh tiga pilar utama dalam Kurikulum Deep Learning, yakni Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyfull Learning.
Pengertian Kurikulum Deep Learning
Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) menggagas perubahan Kurikulum Merdeka menjadi Kurikulum Deep Learning.
Kurikulum Deep Learning adalah program pembelajaran yang dirancang untuk mengoptimalkan pemahaman siswa dengan berpikir kritis, eksplorasi, dan partisipasi aktif.
Menurut buku Pengantar Dasar Deep Learning karya Rometdo Muzawi, M.Kom.,CEH.,CCNA (2024:29), deep learning adalah cabang dari kecerdasan buatan (AI) dan machine learning yang memanfaatkan neural network multiple layer untuk menyelesaikan tugas dengan ketepatan tinggi.
Sebenarnya, riset mengenai deep learning telah berlangsung sejak tahun 80-an, namun baru dikembangkan kembali setelah era serba teknologi sekarang ini.
Penerapan deep learning pada komputer memungkinkan untuk mengolah data serupa dengan cara kerja otak manusia.
Metode deep learning dapat mengidentifikasi pola yang rumit dalam gambar, teks, suara, dan bentuk data lainnya sehingga menghasilkan wawasan dan prediksi akurat. Dengan begitu, kecerdasan buatan akan mengerjakan berbagai tugas secara otomatis tanpa membutuhkan bantuan kecerdasan manusia.
Contoh Penerapan Kurikulum Deep Learning
Kurikulum Deep Learning mengintegrasikan tiga elemen utama yang dikembangkan agar siswa dapat menguasai pengetahuan sekaligus mendapatkan pengalaman lebih bermakna. Berikut adalah penjelasan dan contohnya:
- Mindful Learning
Mindful Learning memberikan kesempatan bagi siswa untuk aktif berdiskusi dan bereksperimen dengan memperhatikan kebutuhan serta potensi setiap individu.
Contohnya, guru diharapkan tidak hanya menyampaikan teori saat belajar sains, tetapi juga membantu siswa memahami peran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
- Meaningful Learning
Meaningful Learning mengajak siswa memahami alasan di balik setiap materi yang dipelajari. Sebagai contoh, guru menjelaskan manfaat konsep matematika dalam pengelolaan keuangan atau logistik. Pemahaman ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
- Joyful Learning
Joyful Learning berfokus pada kepuasan dari pemahaman mendalam, tidak hanya menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan. Contohnya, guru mengadakan simulasi atau diskusi saat belajar sejarah agar siswa memahami konsepnya, bukan sekadar menghafal.
Jadi, kurikulum deep learning adalah program pembelajaran yang diatur untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui tiga aspek utama, yaitu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyfull Learning. Bravo !!
Penulis: H. Gamal Hehaitu