Jakarta, metromedia.id – Banyak pejabat yang enggan menerima aduan lewat surat kaleng, namun tidak demukian sikap Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, malah dia mewanti-wanti kepada jajarannya agar tidak ragu dan takut mengirimkan surat kaleng kepada dirinya. Hal itu disampaikan Nasaruddin saat peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di Kementerian Agama RI, Jakarta, Senin (2/12/2024).
Menag menyatakan, surat kaleng yang diterima sangat bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja lembaga yang dia pimpin.
“Bapak ibu sekalian, jangan takut memasukkan surat kaleng. Surat kaleng itu banyak manfaatnya buat saya, karena banyak benarnya,” tegas Menag.
Sayangnya, ia tak merinci lebih jauh bagaimana jajarannya dapat menyampaikan surat kaleng itu.
Pada kesempatan itu, Nasaruddin juga meminta jajarannya tidak meninggalkan pekerjaan di meja kerja mereka. Dia juga meminta agar surat yang masuk diperiksa secara detail agar pekerjaan dari Kementerian Agama berjalan dengan baik.
“Saya mohon betul mulai hari ini bapak ibu sekalian, mulai kita detail memeriksa. Saya di rumah, tidak ada yang bermalam di meja saya,” beber Nasaruddin, seraya mengaku dirinya tak tidur jika surat di atas meja kerjanya masih ada dan belum selesai.
Kadang-kadang, sebut Menag, sampai menjelang pagi dirinya mendisposisi surat-surat. Bersih meja saya tidak ada berkas yang bermalam di meja kerjanya.
“Tidak tidur mata ini sebelum disposisikan semua. Dan itu saya baca betul surat itu, termasuk surat kaleng yang masuk, saya baca semua,” imbuh dia.
Imam Besar Masjid Istiqlal ini juga sempat menyinggung perjalanan dinas jajaran Kemenag terbukti tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja Kementerian Agama. Dia mengatakan, hanya 0,5 persen dari perjalanan dinas yang berdampak positif terhadap program yang dijalankan. Sebab itu, Kemenag juga akan mengurangi hingga 50 persen anggaran perjalanan dinas untuk tahun mendatang.
“Jadi untuk ke depan kementerian agama, kita akan membatasi perjalanan dinas. Jadi ibu Menteri Keuangan, kita akan potong perjalanan dinas ini 50 persen,” tukasnya.
Penulis: H. Gamal Hehaitu