
JAKARTA, METROMEDIA.ID –
Sejatinya study tour sekolah adalah kegiatan belajar mengajar di luar kelas (Outing Class), bukan piknik. Study tour bertujuan untuk memberikan pengalaman nyata kepada siswa.
Kegiatan study tour biasanya dipahami sebagai kesempatan siswa untuk belajar di luar lingkungan sekolah. Dengan mengunjungi destinasi wisata yang memiliki nilai edukatif seperti museum, cagar budaya, atau tempat bersejarah, para siswa mendapatkan wawasan baru. Meski begitu, study tour sering kali juga melibatkan kunjungan ke tempat-tempat rekreasi seperti taman hiburan atau pantai. Alhasil, kegiatan ini sering dianggap sebagai kombinasi antara belajar dan liburan.
Benarkah study tour murni untuk TUJUAN EDUKASI? Atau ada ALASAN KLASIK lain di baliknya? Peluang PIKNIK GRATIS bagi Guru dan Kepala Sekolah?
Mengungkap sisi lain dari kegiatan STUDY TOUR, ada fenomena yang cukup mencolok. Guru, bahkan kepala sekolah kerap kali ikut serta dalam kegiatan ini tanpa harus membayar sepeser pun. Bahkan, ada dugaan sejumlah pihak yang menjadi TOUR ORGANIZER tak malu-malu memberikan “uang piknik” kepada guru-guru yang ikut.
Berdasarkan investigasi metromedia.id di wilayah Depok, salah satu pemilik usaha jasa tour yang identitasnya tidak bersedia dipublikasikan mengungkapkan, mereka terpaksa melakukan ini karena jika tidak, kemungkinan besar jasa mereka tidak akan dipakai lagi di tahun berikutnya.
Lebih ironis lagi, “uang piknik” ini tetap diberikan kepada guru meskipun mereka tidak ikut serta dalam rombongan study tour. Ketika ditanya apakah Kepala Dinas Pendidikan atau Pejabat atasan dari sekolah/ madrasah juga terlibat dalam hal ini? Pengusaha tersebut hanya tersenyum kecut dan memilih untuk tidak menjawab.
APA BENAR TIDAK ADA PAKSAAN?
Sering kali, pihak sekolah berargumen bahwa study tour merupakan hasil musyawarah antara KOMITE dengan ORANG TUA SISWA, dan menekankan bahwa tidak ada unsur paksaan dalam kegiatan ini. Bahkan, jika ada siswa yang tidak mampu, pihak sekolah akan membantu biaya mereka.
Tetapi, apakah ini benar-benar terjadi atau hanya sekadar pengalihan isu dari bisnis study tour yang mengeruk keuntungan banyak pihak?
KESELAMATAN DAN KESEHATAN SISWA
Di balik glamornya STUDY TOUR, ada FAKTOR lain yang tak kalah penting, keselamatan dan kesehatan siswa. Maraknya kecelakaan bus wisata belakangan ini mengingatkan kita bahwa kendaraan yang digunakan harus layak pakai, dan para sopir harus memiliki keterampilan khusus untuk mengemudikan angkutan wisata.
Selain itu, menu makanan dan fasilitas istirahat selama perjalanan juga menjadi perhatian utama yang sering kali terpinggirkan.
Pada akhirnya, STUDY TOUR bisa jadi peluang besar bagi siswa untuk belajar di luar kelas, namun perlu dipastikan agar kegiatan ini bebas dari kepentingan – kepentingan tertentu dan tetap mengutamakan keselamatan serta kenyamanan siswa.
STUDY TOUR sekolah adalah kegiatan belajar mengajar di luar kelas, bukan PIKNIK. Study tour bertujuan untuk memberikan pengalaman nyata kepada siswa:
1. Study tour adalah kegiatan pembelajaran di luar kelas yang dilakukan oleh sekolah.
2. Study tour juga disebut karyawisata atau outing class.
3. Study tour dilakukan untuk belajar mengenai proses suatu hal secara langsung.
4. Study tour dapat meningkatkan wawasan siswa melalui interaksi langsung dengan lingkungan, budaya, dan masyarakat yang dikunjungi.
5. Study tour dapat mempererat hubungan antar siswa dan antara siswa dengan guru.
6. Study tour dapat mendorong kerja sama, komunikasi, dan interaksi sosial yang positif di luar lingkungan formal sekolah.
7. Study tour dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar bertanggung jawab dan mengelola diri.
8. Study tour dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperluas wawasan mereka.
Penulis: Gamal Hehaitu