
JAKARTA, METROMEDIA.ID –
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenag Kamaruddin Amin, memperkenalkan Asta Protas Kemenag Berdampak atau yang dikenal dengan sebutan Delapan Program Prioritas Kemenag Berdampak.
Menag mengungkapkan, program-program tersebut menjadi langkah nyata Kemenag dalam menyelesaikan Asta Cita serta 17 program prioritas yang telah ditetapkan Presiden Prabowo Subianto.
“Ternaktub pada Asta Protas ini delapan program besar, yang outputnya diharapkan berdampak langsung pada masyarakat serta berkontribusi terhadap penyelesaian Asta Cita dan 17 program prioritas Presiden. Ini in Shaa Allah akan kita kerjakan selama periode 2025 sampai 2029,” janji Menag Nasaruddin di Auditorium HM Rasjidi, Jakarta, Kamis (6/3/2025).
Delapan program prioritas Kemenag, meliputi: (1) Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan; (2) Penguatan Ekoteologi; (3) Layanan Keagamaan Berdampak; (4) Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi; (5) Pemberdayaan Pesantren; (6) Pemberdayaan Ekonomi Umat; (7) Sukses Haji; dan (8) Digitalisasi Tata Kelola.
PAPARAN 8 ASTACITA PROTAS KEMENAG RI
1. Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan
Menag menyebut, terdapat lima hal penting yang dilakukan, antara lain adalah upaya peningkatan kualitas kerukunan, penguatan moderasi beragama pengembangan dan insersi kurikulum berbasis cinta kemanusiaan dan penghargaan terhadap perbedaan. Pemberdayaan dan pemeliharaan rumah ibadah terus dilakukan, diiringi penguatan pembinaan umat.
“Regulasi kerukunan umat beragama akan kita perkuat, termasuk penguatan peran KUA untuk mendeteksi dini potensi konflik berdimensi keagamaan,” tandas Menag, seraya menuturkan, pihaknya akan melakukan pengembangan dan insersi kurikukum berbasis cinta kemanusiaan dan penghargaan terhadap perbedaan di lembaga pendidikan dan kediklatan binaan Kemenag.
2. Penguatan Ekologi
Krisis iklim menjadi isu global.
Menag menguraikan, Indonesia harus terdepan dalam pelestarian lingkungan. Itu harus berangkat dari pemahaman dan kesadaran keagamaan akan pentingnya merawat bumi.
Agama kaya akan nilai pelestarian lingkungan. Di Islam ada konsep khilafah yang harus dipahami manusia sebagai pelestari alam raya. Ada ajaran Tri Hita Karana dalam Hindu, dan Laudato Si’ dalam Katolik.
Terkait hal ini, Kemenag akan menginisiasi upaya pelestarian lingkungan di lembaga pendidikan agama dan lembaga keagamaan. Misalnya dengan penanaman satu juta pohon, penggalangan wakaf pohon dari calon pengantin, dan lainnya.
“Kita akan terapkan green building untuk sarana prasana pendidikan agama dan keagamaan. Konsep ini baik terkait penggunaan sumber daya berkelanjutan, pengelolaan air dan limbah, hingga efisiensi energi,” tuturnya.
Selain itu, kata Imam Besar Masjid Istiqlal itu, Kemenag juga akan mengintensifkan diklat berbasis kesadaran lingkungan secara kolaboratif, melibatkan tokoh agama dan masyarakat.
3. Layanan Keagamaan Berdampak
Nasaruddin menegaskan Kemenag harus hadir di setiap problem keagamaan umat. Relevansi progran menjadi penting agar ada dampak yang dirasakan langsung.
Hal ini antara lain akan kita lakukan melalui penguatan Bimbingan Perkawinan, Pengarusutamaan Keluarga Maslahat, Pembangunan KUA Inklusif dan Ramah.
“Kita juga akan lakukan penguatan layanan keagamaan di wilayah 3T. Kemenag juga akan siapkan bantuan kitab suci dan bahan bacaan keagamaan ramah difabel untuk menguatkan literasi keagamaan umat,” urainya.
4. Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah dan Terintegrasi
Dibeberkan, bagian tugas Kemenag adalah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemenag bersyukur lembaga pendidikan agama dan keagamaan makin kompetitif.
“Ke depan kita akan kembangkan agar lebih unggul lagi, terintegrasi dalam sistem, terdigitalisasi, relevan, serta didukung SDM berkualitas dan sarana prasarana yang memadai dan inklusif,” kata Menag Nasaruddin Umar.
Ia berjanji akan selesaikan PPG Guru Dalam Jabatan, insya Allah dalam dua tahun ke depan. “Jika guru tersertifikasi, harapannya akan lebih profesional. Kesejahteraan juga bisa ditingkatkan melalui tunjangan profesi,” imbuhnya.
Menag Nasaruddin menaparkan, Kemenag akan memberikan beasiswa pendidikan.
“Kemenag juga akan berikan beasiswa pendidkan, baik melalui skema Kartu Indonesia Pintar maupun Beasiswa Indonesia Bangkit,” cetusnya.
Ke depannya, Kemenag akan melakukan akselerasi akreditasi unggul pada PTKN, serta pemguatan kualitas literasi keagamaan berbasis budaya digital dan media sosial.
5. Pemberdayaan Pesantren
Pesantren berkontribusi, sejak sebelum Indonesia merdeka. Lahirnya UU Pesantren menjadi momentum rekognisi dan afirmasi.
“Kemenag terus komitmen kembangkan pesantren sebagai tempat pembelajaran yang aman, ramah anak, dan inklusif. Bahkan, pesantren selama ini terbukti ikut menopang pertumbuhan ekonomi umat,” sergahnya.
Kemenag ke depan akan menguatkan kemandirian pesantren melalui pemberiam bantuan inkubasi bisnis.
“Kita harap jumlah Badan Usaha Milik Pesantren akan terus bertambah. Kita harap bisa sampai 5.000,” sebut Menag.
Nantinya, Kemenag juga akan mendirikan pesantren internasional serta melakukan penguatan kualitas dan rekognisi bagi lulusan pesantren.
“Kita saat ini juga sedang menggodok pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren,” tuturnya.
6. Pemberdayaan Ekonomi Umat
Masyarakat Indonesia, ungkap Menag, dikenal religius dan peduli. Karenanya, potensi dana sosial keagamaan Indonesia mencapai ratusan triliun. Zakat misalnya, potensinya mencapai Rp327 triliun. Sayagnya yang terhimpun baru sekitar Rp41 triliun.
“Kita akan lakukan penguatan tata kelola untuk optimalisasi peran dana sosial keagamaan. Penghimpunan dana sosial harus maksimal dan distribusinya tepat sasaran sehingga berdampak pada pemberdayaan ekonomi umat,” tegasnya.
Kemenag akan melakukan penguatan regulasi tata kelola dana sosial keagamaan, serta integrasi data pemanfaatan dana sosial keagamaan berbasis wilayah atau komunitas.
7. Sukses Haji
Haji 2025
Program ini kemungkinan menjadi haji terakhir dikelola Kemenag. Kemenag harus memberikan legacy terbaik. “Kita upayakan jemaah tersenyum di awal, saat persiapan, senyum di tengah saat menjalankan ibadah haji, dan senyum di akhir usai berhaji. Semoga semua mabrur,” harap Menag.
Nasaruddin mengaku, pihaknya telah menyelesaikan buku manasik haji. Substansinya tidak hanya fiqih, tapi juga tasawwuf.
“Kita akan terus lakukan penguatan ekosistem ekonomi haji. Insya Allah ekspor bahan makanan nusantara dan keperluan jemaah akan meningkat,” sebut Menag.
“Kita akan kembali terapkan skema murur dan juga tanazul secara lebih sistematis,” imbuhnya.
Terobosan Kemenag tahun ini terkonsentrasi pada transparan daftar nama jemaah haji, baik reguler maupun khusus.
8. Digitalisasi Tata Kelola
Menurut Menag, digitalisasi adalah kunci untuk layanan keagamaan yang murah, mudah, efisien dan transparan.
“Kami ingin, digitalisasi di semua layanan. Beragam informasi disajikan dalam satu layanan data,” kata Menag.
Ditegaskannya, layanan data ini penting karena dari tata kelola data yang akurat, dapat dilakukan berbagai intervensi kebijakan secara tepat dan transparan.
“Mengapa satu layanan data ini menjadi penting? karena dari tata kelola data yang akurat, kita dapat melakukan berbagai intervensi kebijakan dengan tepat dan transparan. Ini jadi prioritas kami,” jelas Menag menguraikan.
Berbagai sistem informasi diintegrasikan dalam satu aplikasi. Sistem pengembangan SDM juga berbasis digital agar bisa diikuti secara masif oleh stakeholders Kemenag.
“Kemenag terapkan manajemen talenta, sistem merit, dan reformasi birokrasi,” pungkasnya.
Penulis: Gamal Hehaitu
(Sumber Kemenag RI)