
Jakarta, Metromedia.id – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 22 Jakarta pada awalnya merupakan filial atau kelas jauh dari MAN 1 Jakarta.
Pada awal berdirinya bernama Madrasah Aliyah Negeri 1 Kelas Jauh Palmerah yang pembangunan gedungnya diresmikan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta saat itu yaitu Soerjadi Soedirja tanggal 3 Januari 1997 dengan H. Ahid Rachmat Ruslan sebagai pimpinannya.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 93 tahun 2009 tanggal 19 Juni 2009, MAN 1 KJ Palmerah dimandirikan menjadi MAN 22 Jakarta. Kepala madrasah yang pertama adalah Drs. H. Ahmad Saifullah yang bertugas dari tahun 2009 – 2011 kemudian digantikan oleh Drs. Triisnadian yang bertugas sejak tahun 2011 – 2013 dilanjutkan oleh Dra. Hj. Ida Susilawati, M.M yang bertugas mulai tahun 2013-2020 dan saat ini dilanjutkan oleh Drs. Usman Ali, M.Pfis .

Seiring bergulirnya waktu, MAN 22 Jakarta memiliki kelas Asrama yang mulai diakomodir pada tahun pelajaran 2019/2020 yang berorientasi pada Tahfidz dan Sains.
Kini tahun 2023, setelah didapuknya H. Fakhri Rahimi, MA yang akrab disapa Awi terus berjuang mengoptimalkan mutu pendidikannya dengan Jargon; Bersih, Mandiri, Unggul, Toleransi, Integritas, Akuntabel dan Ramah disebut BERMUTIARA.
BERMUTIARA bukan sekedar selogan, tetapi merupakan salah satu kendaraan menuju kerjasama peningkatan akses pendidikan internasional bagi siswa MAN 22 Jakarta dengan pemerintah Jepang, Jerman dan Mesir.
Melalui PT Harapan Terang Sejahtera ( PT. HATESE). Pada Kamis 10 Agustus 2023 yang diwakili oleh Suripto S.PDi, Direktur Bagian Kerjasama PT. HATASE yang juga merupakan Direktur Utama PT. HATASE.
Sementara untuk MAN 22 Jakarta diwakili langsung oleh H. Fakhri Rahimi, MA sebagai Kepala MAN 22 Jakarta.
Menurut Awi, PT Harapan Terang Sejahtera ( PT. HATESE) dan MAN 22 sepakat menandatangani kontrak kerjasama (MoU) terkait usaha-usaha Pelatihan, Persiapan Kerja, dan Magang ke Jepang bagi Siswa MAN 22 Jakarta.

“Kontrak kerjasama ini berlaku untuk 5 tahun kedepan, terjitung tahun 2023 hingga 2028,” sebut H. Fakhri Rahimi, MA yang sebelumnya memimpin MAN 20 Jakarta Timur, seraya menegaskan, sebelumnya, yakni MAN 22 Jakarta yang dipimpinnya, telah meneken kontrak dengan PT. Global Katalyst. e.V yang diwakili oleh Doddy Primanda Kadarisman, Direktur Bagian Kerjasama Organisasi Sosial Global Katalyst e. V yang berkedudukan di Stutgart, Jerman, pada 27 Juli 2023.
“Isi kontrak dengan PT. Global Katalyst. e.V tidak jauh berbeda dengan isi kontrak PT. HATASE yakni mencakup usaha-usaha peningkatan akses pendidikan internasional Bagi siswa MAN 22 Jakarta.
Satu-satunya MAN
MAN 22 Jakarta, merupakan madrasah negeri satu-satunya di Indonesia yang bekerja sama dengan Pihak Jepang, Jerman dan Mesir. Diakui sebelumnya yang pernah teken MoU dengan Jepang dan Jerman itu SMA dan SMK juga Pemda Riau, Sumatera Barat dan Kalimantan Timur.
“Pemda Riau, Sumbar dan Kaltim ini bekerja sama dengan Jerman sebatas kegiatan di bidang social,” ungkap fakhri Rahimi.

Dalam kerjasama ini, MAN 22 Jakarta menggonjlok sisa-siswinya untuk siap bersaing menerima bea siswa, dan lapangan pekerjaan.
Kepala MAN 22 Jakarta mengungkapkan, belum lama ada teken kontrak, setidaknya yang sudah menyatakan sikap 45 siswa yang berminat terbang ke Stuttgard, Jerman. Sebab, imbuhnya, untuk berangkat ke sana (Jerman-red) tidak harus menunggu kelulusan.
Demikian juga dengan pihak Jepang “Ini disebut Kuliah Vocation, kuliah sambil magang bekerja.”Tentunya, tutur Fakhri Rahimi memaparkan, siswa-siswi harus mengantongi program B2 yakni menyangkut kecakapan dalam kosakata, percakapan dan tulisan.
“Nah kalau program B2 ini sudah dikuasai oleh siswa-siswi, mereka siap diberangkatkan ke Jerman, dengan menerima uang saku Rp 18 juta hingga Rp30 juta bagi yang Kuliah Vocasi di Jerman. Sementara bagi yang bekerja akan menerima uang saku antara Rp30 juta hingga Rp 50 juta,’ ungkap putera asli minang itu.
Sementara bagi siswa-siswi MAN 22 Jakarta yang minat meneruskan belajar di Negara Sakura, Jepang itu, yakni Jurusan Bahasa Jepang. Hingga kini, ungkap Fakhri, siswa-siswi yang berminat ke Jepang sudah mencapai 52 siswa…
“Setelah lulus dari MAN 22, mereka kuliah satu tahun di Jakarta (Perguruan Tinggi yang ditunjuk-red), dan 3 tahun di Jepang dengan menerima Bea Siswa,” tegas jebolan angkatan pertama Ponpes Darunnajah Cipining, Banten.
Berkaitan dengan melanjutkan Kuliah Bea Siswa di Al Ahzar, Cairo, Mesir. MAN 22 bekerja sama dengan pihak Kedutaan Indonesia di Mesir. Syaratnya, kata Fakhri, siswa harus mengantongi hafalan AlQuran 10 jus.
“Yang siap berangkat ke Mesir ada mencapai 25 siswa asrama Bourding School yang dimiliki MAN 22 Jakarta,” ungkap Fakhri.
Campur Tangan Guru
Potensi para siswa-siswi MAN 22 Jakarta untuk bersaing di manca Negara, tidak lepas dari semangat para guru dalam mendidik. Dalam proses belajar mengajar, para guru menggenjot para siswa-siswinya dengan metode pendidikan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2015 Pasal 1.
”Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah adalah kegiatan pelaksanaan komponen sistem pendidikan,” terang Fakhri Rahimi.
Untuk menopang dalam proses belajar, MAN 22 Jakarta Barat ini juga menyiapkan berbagai fasilitas seperti; laboratorium computer, Studio Musik dan lapangan Olah Raga.
“Fasilitas yang ada ini penyemangat para siswa untuk hidup sehat, dan melatih kecerdasan,” pungkasnya. (H. Gamal Hehaitu/MM)