Jakarta, metromedia.id – PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) betencana akan ambil bagian sebagai salah satu operator pada sejumlah rute pengembangan Jabodetabek Residence Connexion (JR Connexion) dan Transjabodetabek.
Hal demikian selaras dengan jalinan kerja bareng antara Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Dishub Provinsi DKI Jakarta, dan TransJakarta.
Plt Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Suharto menyebutkan, TransJakarta telah mengapresiasi untuk ikut ambil bagian sebagai operator pada sejumlah usulan rute pengembangan JR Connexion yang telah di-mapping oleh BPTJ.
“Alhamdulillah, dari hasil pertemuan awal ini, TransJakarta telah tertarik sebagai operator pada 6 dari 117 rute baru JR Connexion yang telah kami petakan dengan jumlah 22 unit,” ungkap Suharto, Selasa (23/1/2024)
Menurut Suharto, TransJakarta juga siap untuk ambil bagian dalam program BPTJ lainnya, antara lain pengembangan rute Transjabodetabek pada 8 mal yang ada di sekitar Bodetabek, antaranya Margocity Mall (Depok), Grand Serpong Mall (Tangerang) dan Mega Mall Ciputat (Tangerang Selatan). Total armada yang akan disiapkan adalah 18 unit.
Suharto memaparkan, Transjabodetabek merupakan pengembangan dari layanan Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus TransJakarta. Layanan ini terdiri dari dua jenis, yaitu Transjabodetabek Reguler dan Transjabodetabek Premium.
Keduanya melayani kebutuhan transportasi ulang alik masyarakat di seputaran Bodetabek menuju Jakarta dan sebaliknya.
Adapun saat ini, tegas Suharto, empat mall yang eksisting telah dilayani Transjabodetabek adalah Mega City Bekasi (Bekasi), BTC Bintaro (Tangerang Selatan), Lippo Cikarang (Bekasi), dan TangCity Mall (Tangerang). Transjabodetabek yang akan didukung oleh Pemprov DKI merupakan layanan Transjabodetabek Premium dengan origin yang dianggap potensial berdasarkan hasil analisa BPTJ yang dilakukan pada 2023 lalu.
Sementara, penambahan rute layanan JR Connexion dan Transjabodetabek merupakan bagian dari program BPTJ demi meningkatkan moda share angkutan umum massal untuk masyarakat. Hal ini sesuai dengan target Rancangan Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ), di mana salah satu indikator kinerja utama BPTJ adalah pencapaian moda share angkutan umum massal sebesar 60% di tahun 2029.
“Di pertemuan selanjutnya kami akan membahas hal-hal teknis yang lebih detail sebelum melakukan penandatanganan MoU. Kami juga akan mengundang para pengembang, operator dan pihak mal untuk nantinya bisa merealisasikan penyediaan JRC, Transjabodetabek dan feeder LRT di wilayah Bodetabek,” urai Suharto, seraya menyatakan, upaya ini dilakukan dalam mendukung reformasi transportasi yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan polusi. Demi mendorong masyarakat agar mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menurutnya angkutan umum massal adalah pilihan terbaik dan dapat diandalkan untuk aktivitas commuter.
“Kuncinya adalah pelayanan, jika masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik, dengan sendirinya masyarakat pasti akan berpindah ke angkutan umum massal,” pungkasnya.
Reporter: Aloy/ Firdaus
Editor: H. Gamal Hehaitu