Jakarta, metromedia.id – Wakil Ketua Forum Warga Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan mengungkapkan, jumlah uang yang dihasilkan dari parkir liar di Jakarta sangat fantastis. Kondisi yang menggiurkan ini diduga kuat dilindungi dan dijaga dengan baik oleh organisasi masyarakat (ormas) dan oknum aparat penegak hukum, sehingga sulit untuk ditertibkan.
“Pemain di sektor parkir ini melibatkan banyak pihak, mulai dari oknum ormas dan oknum aparat juga,” tegasTigor, Rabu (15/5/2024).
Menurut Tigor, kondisi inilah yang membuat masalah perparkiran, terutama parkir liar, terus ada di Jakarta dan juga kota besar lainnya.
Perihal seberapa besar uang dari sektor parkir liar di Jakarta, Tigor membeberkan, angkanya bisa menyentuh Rp 1,3 miliar per hari. Jika dikalkulasikan, jumlah tersebut mencapai Rp 38,4 miliar per bulan dan sekitar Rp 460 miliar per tahun.
Angka itu didapat dari rata-rata nominal pembayaran parkir liar, yakni Rp 10.000 dan dihitung berdasarkan waktu parkir efektif selama delapan jam per hari. Jumlah tersebut juga dikalkulasikan dengan 16.000 Satuan Ruang Parkir (SRP) yang ada di Jakarta.
“Padahal, jumlah SRP di Jakarta itu lebih 16.000. Jadi, pendapatannya pasti bisa bertambah lagi dari itu,” ujar Tigor, seraya mendukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membenahi sektor perparkiran di Jakarta.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono beserta jajarannya diminta untuk menempatkan sektor parkir sebagai instrumen pendapatan daerah yang potensial, sekaligus alat untuk mengendalikan kemacetan.
“Jika bisa membereskan masalah parkir, maka akan mendapatkan dua fungsi itu,” pungkasnya.
Reporter: Aloy
Chief Editor: H. Gamal Hehaitu