Jakarta, metromedia.id – Barangkali Masih Banyak Orang yang belum mengetahui olahraga bela diri bernama Ju-Jutsu Tradisional. Ini penjelasannya: Kata Ju-Jutsu menggunakan nomenklatur lama yang ditulis dengan 2 ideography, yaitu pertama kata Ju berarti: tunduk, berbudi Luhur, lembut dan lentur. Kedua : Jutsu berarti seni atau ilmu pengetahuan.
Soke Ali Akbar Hehaitu,
Grand Master 10 Dan Ju-Jitsu Internasional, menjelaskan, karakter pertama yang digunakan dimaksudkan untuk menyiratkan bahwa Ju-Jutsu mengandalkan kemenangannya, bukan pada kekuatan kasar, tetapi pada keterampilan, kecepatan dan keseimbangan, kemampuan untuk menang dengan tanpa menyerah.
“Ju-Jutsu secara mendasar berbeda dari ilmu pengetahuan lain pada umumnya, dan tidak pernah dapat dipelajari dengan hanya mendengarkan kuliah dari seorang guru atau investigasi belaka dari teori semata,” urai Soke Ali, seraya menegaskan, Ju-Jutsu akan sulit difahami tanpa latihan berkelanjutan.
Sebagian orang berpikir bahwa suatu latihan Ju-Jutsu sangat brutal dan berbahaya.
“Setiap orang, muda atau tua, lemah atau kuat, dapat berlatih Ju-Jutsu dengan aman karena latihannya bervariasi disesuaikan dengan usia mereka dan konstitusi mereka,” imbuhnya.
Ju-Jutsu sebagai olahraga beladiri asal negara Sakura, Jepang, dari pengetahuan teori berdasarkan pada asumsi yang ditujukan dengan pakaian tradisional Jepang yang disebut Kimono.
“Traditional Ju-Jutsu does not recognize as a martial arts, because it only thinks about skill, speed and balance to immediately paralyze the opponent”.
Soke Ali membeberkan, DPP Ju-Jutsu Tradisional telah mempersiapkan pertandingan olahraga Ju-Jutsu Tradisional berdasarkan Kriteria lomba menurut kelompok usia U10 – U15 dan U16 – U30, sesuai standar Kementerian pemuda dan olahraga Indonesia.
Berikut ini 5 katagori pertandingan olahraga Ju-Jutsu Tradisional yang ditampilkan, yaitu:
- Katagori Kumite
- Katagori Nage waza
- Katagori Goshin Jutsu
- Katagori Ukemi waza
- Katagori Shita Randori
Katagori Kumite, mengharuskan penyerang melakukan rangkaian tehnik serangan cepat yang diperbolehkan tanpa jeda waktu, mulai menendang, memukul, membanting diakhiri dengan mengunci lawan di lantai, tidak ada istilah Randori maupun bergulat.
Sementara, Katagori Nage waza, tehnik ini dilakukan secara berpasangan, dengan setiap peserta harus melalui rintangan dengan berputar bumi 10 kali baru melangkah untuk membanting lawan, dan tehnik ini dilakukan secara bergantian.
Sedangkan Katagori Goshin Jutsu, juga berpasangan, dengan setiap peserta harus melalui rintangan berputar bumi 10 kali, dan melangkah serta melepaskan serang lawan dalam kondisi tidak stabil atau keseimbangan terganggu.
Katagori Ukemi, tehnik paling dasar yang harus dikuasai oleh setiap praktisi olahraga Ju-Jutsu Tradisional, sehingga menjadi pengaman bila yang bersangkutan terjatuh atau didorong.
Yang terakhir,
Katagori Shita Randori, metode saling berebut mengunci lawan pada posisi duduk selonjoran di lantai atau dikenal istilah back to back position.
“Katagori pertandingan ini juga dapat diterapkan untuk dipertandingkan oleh peserta berkebutuhan khusus atau disabilitas
Dengan demikian harapan pemerintah untuk memberikan fasilitas olahraga dalam rangka pembinaan kebugaran generasi muda Indonesia dapat tercapai,” pungkasnya.
Jangan Lewatkan!!!
Open Turnamen Olahraga Ju-Jitsu Tradisional Indonesia, Sabtu 16 November 2024 di Aula lantai 4, gedung blok 1 Universitas Nasional, jalan Raya Sawo Manila, Pejaten Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Salam olahraga ..
Brvo ! Jaya, jaya, jaya. !!
Penulis: H. Gamal Hehaitu