Jakarta, metromedia.id – Teguh Setyabudi yang baru seumur jagung menduduki posisi sebagai Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta membuat gebrakan baru dengan menggeser Joko Agus Setyono dari jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta. Jabatan Sekda DKI kini diamanatkan di Tangan Marullah Matali.
Teguh menggeser Joko ke bagian Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi.
“Tentu saja saya menyampaikan selamat bertugas kepada Bapak Joko Agus Setyono sebagai Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi,” ungkap Teguh dalam sambutan pelantikan di Balai Kota Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Teguh menegaskan, ada beberapa alasan mutasi dan rotasi jabatan yang dilakukan di instansi. Namun dia mengatakan mutasi jabatan sudah lebih dulu dikaji.
“Kita maklumi bersama bahwasanya mutasi dalam jabatan adalah biasa dalam institusi pemerintah. Baik untuk kepentingan institusi lembaga itu sendiri maupun juga untuk kepentingan yang bersangkutan, dan tentu saja ini dilakukan dengan penuh kecermatan,” tegasnya.
Diketahui, Joko dilantik sebagai Sekda DKI oleh Heru Budi Hartono saat masih menjadi Pj Gubernur DKI pada Februari 2023. Tepatnya dilantik pada 13 Februari 2023 menggantikan posisi Uus Kuswanto yang menjabat Pj Sekda DKI Jakarta selama 2,5 bulan.
Sebelum dijabat Uus, jabatan Sekda diisi Marullah Matali. Saat itu Heru Budi merolling Marullah menjadi Deputi Gubernur DKI bidang Budaya dan Pariwisata.
Teguh menyebutkan, Joko dan Marullah dapat bekerja dengan baik dalam jabatan baru.
“Semoga amanah ini dapat dijalankan dengan penuh dedikasi dan integritas untuk mendukung fungsi Pemerintah Provinsi, khususnya Kota Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional yang bertafrasi menjadi kota global,” tutur Teguh, seraya meyakini Marullah dan Joko pastinya sudah banyak makan pengalaman, penuh dengan wawasan dan dedikasi selama ini insyaallah akan dapat menjalankan jabatan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Teguh mengatakan, pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan pimpinan tinggi madya di lingkungan Pemprov DKI Jakarta itu dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 166/TPA 2024 tertanggal 8 November 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Teguh berharap, kedua pimpinan tinggi madya ini bakal dapat menjalankan amanat dengan penuh dedikasi serta dapat menjaga integritasnya ke depan. Sehingga, keduanya bisa mendukung fungsi Pemprov DKI Jakarta sebagai pusat perekononomian nasional yang sedang bertransformasi menjadi kota global.
“Saya meminta, segenap pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta untuk terus meningkatkan kapasitasnya, menjaga profesionalitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, dengan penuh tanggung jawab, kehati-hatian dan berlandaskan azas manfaat,” ucapnya.
Kadishub DKI Harus Berganti
Syafrin Liputo merupakan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta yang terbilang paling lama, yakni lebih dari 5 tahun.
Pria asal Gorontalo ini mejabat Kadishub DKI sejak 2019 lalu. Dalam perjalanan kariernya, dia pernah dicopot oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Peristiwa pencopotan itu terjadi pada 2015. Saat itu, Syafrin menjabat sebagai Kepala Bidang Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Perjalan karier Syafrin boleh dibilang moncreng. Setelah dicopot oleh Ahok, dia mendaftarkan diri sebagai Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan RI.
Dilansir dari laman Dishub Jakarta, Syafrin Liputo lahir di Gorontalo pada 26 Maret 1971. Riwayat karier Syafrin di Dinas Perhubungan dimulai sejak 11 April 2006 lalu.
Setelah dicopot dan bertugas di BPTJ, ‘Dewi Fortuna’ kembali menghampiri Syafrin di era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dia pun diangkat kembali menjadi Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada 2019 hingga 2024 ini.
Sementara, Andriansyah Kepala Dishub DKI sebelum Syafrin Liputo menjabat kurang dari 4 tahun, tepatnya 3 Juli 2015.
Andri Ansyah dilantik oleh Ahok yang saat itu menjabat Gubernur DKI menggantikan Jokowi.
Andri sapaan akrab Andriansyah pernah menjabat sebagai camat Jatinegara dan terakhir menjabat Asisten Pemerintahan Jakarta Timur sempat berjanji sanggup untuk membenahi kemacetan di Jakarta. Namun, ternyata janjinya hanya sebuah angan- angan belaka.
Regenerasi
Salah satu tantangan bagi Kepala Dinas Perhubungan adalah masalah transportasi dan seputar kemacetan lalulintas yang lama menjadi momok warga Jakarta.
Syafrin Liputo, sejak menjabat Kepala Dishub DKI tahun 2019, memang terus berinovasi untuk menyulap kondisi kemacetan lalulintas dan penyediaan alat transportasi yang nyaman, namun hingga kini belum ada perubahan yang signifikan.
Terkait kemacetan ini, yang menjadi tranding topic calon Gubernur DKI Jakarta untuk meraup suara.
Oleh karena itu, pucuk pimpinan Dinas Perhubungan DKI harus ada regenerasi kepemimpinan untuk memberi kesempatan figur internal Dishub DKI bisa berpartisipasi berinovasi dalam mencairkan fenomena yang selama ini menjadi momok warga DKI.
Reporter: Dayat Kutjink/ Aloy
Chief Editor: H. Gamal Hehaitu