(Oleh : Hasan Yazid Al-Palimbangy) Disampaikan pada Pengajian Subuh di Masjid Annur PJMI BINTARO TANGSEL Kamis, 25 Rabi’ul Akhir 1445 H/09 Nopember 2023 M)
Ayo saudaraku, tulislah bacaan sholawat di profil hp kita atau di media2 lainnya yang layak. Berdasarkan beberapa hadist, selama tulisan sholawat itu masih utuh, maka selama itu pula para malaikat memohonkan ampunan untuk kita dan pahala terus mengalir ke kita … !!!
Bershalawat dan salam tidak hanya bisa diucapkan dengan lisan, tapi bisa juga melalui tulisan di atas buku atau media lainnya
Ada yang diucapkan melalui sebuah tulisan seperti orang membaca Barzanji, Burdah dan qashidah lainnya, atau dilisankan begitu saja tanpa teks. Ada pula yang hanya melalui goresan pena tanpa diucapakan seperti tulisan di kitab2 atau buku keagamaan,kaligrafi di atas kanvas dll. Yang terpenting adalah bertujuan mengagungkan dan memuliakan Baginda Nabi Muhammad ﷺ.
Syekh Muhammad Nawawi al-Banteni (w 1314 H) mengutip sebuah hadits ketika menjelaskan keutamaan shalawat Nabi melalui medium tulisan. Dalam hadits itu dikatakan bahwa malaikat mendoakan orang yang menulis shalawat selama tulisan itu masih tampak sebagai tulisan.
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ عَنِ النَبِي صَلَّيْ اللَّه عَلَيْه وَسِلَّمَ قَالَ : مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي كِتَابٍ لَمْ تَزَلِ الْمَلَائِكَةُ تَسْنَغْفِرُ لَهُ مَا دَامَ اسْمِي فِي ذَلِكَ الْكِتَابِ (رواه الطبراني)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu Dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa berdoa (menulis) shalawat kepadaku dalam sebuah buku maka para malaikat selalu memohonkan ampun kepada Allah pada orang itu selama namaku masih tertulis dalam buku itu”
[Kasyifatus Saja fi Syarhi Safinatu an-Najah, Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 8].
Syekh Nawawi Banten juga mengutip pandangan Syekh Abdul Mu’thi As-Samlawi (lahir 1127 H) dalam memahami hadits ini.
قال عبد المعطى السملاوي في منعى هذا الحديث أي من كتب الصلاة وصلى أو قرأ الصلاة المرسومة في تأليف حافل أو رسالة لم تزل الملائكة تدعو له بالبركة أو تستغفر له
“Syekh Abdul Mu’thi As-Samlawi mengatakan perihal makna hadits tersebut, yaitu ‘Siapa saja yang mencatat shalawat, bershalawat, atau membaca shalawat yang tercatat pada karya yang tersusun atau pada sebuah surat, niscaya malaikat senantiasa mendoakan keberkahan dan memohonkan ampunan kepada Allah ﷻ baginya.” [Kasyifatus Saja fi Syarhi Safinatu an-Najah, Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 8].
Dalam beberapa literatur shalawat banyak dikisahkan karomah para ulama terkait bershalawat dengan tulisan. Berikut muzaik kisahnya :
Dikisahkan dari Syaikh Ali bin Abdul Karim ad-Damsyiqi pada suatu hari aku bermimpi berjumpa Syaikh Muhammad Ibnu al-Imam Zakiyuddin al-Mundziri pasca wafat Beliau, saat orang-orang menghias kota bersiap menyambut kedatangan Sultan.
Syaikh al-Mundziri berkata padaku”Orang-orang sepertinya sangat gembira menyambut kedatangan Sultan?”
“Betul Syaikh, seperti yang Anda lihat hari ini”. Jawabku.
Kemudian Syaikh al-Mundziri berkata: “Sedangkan kami sangat bergembira di surga karena bisa bertemu Rasulullah ﷺ dan mengecup tangan-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda:
أبشروا كل من كتب بيده قال فهو معي في الجنة
“Berbahagilah orang yang menulis sholawat dengan tanganya, lalu Rasulullah ﷺ bersabda: “Dia akan bersamaku di surga”
al-Hadidz as-Sakhawi berkata: “Sanad cerita ini shahih, telah banyak menceritakan padaku bukan satu atau dua orang. Dari al-Qadhi Burhanuddin Ibnu Jam’ah dari Al-Imam Abi Amr bin al-Marabith dari al-Hafidz Abi ad-Dimyati dari Syaikh Ali bin Abdul Karim ad-Damsyiqi”. [asy-Syarfu al-Umjadi fi Wujubi Mahabbat Sayyidina Muhammad ﷺ, Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 255].
Wallahu a’lam bisshowab